“Manjawet Uwei”, Warisan Budaya Dayak Bernilai Ekonomis
PALANGKA RAYA,humanusantara.com – “Menjawet Uwei” atau menganyam rotan merupakan salah satu mata lomba yang cukup menarik minat wisatawan, yang ditampilkan pada Festival Budaya Isen Mulang (FBIM), yang digelar dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-68 Kalimantan Tengah (Kalteng).
Menjawet merupakan salah satu tradisi dan warisan budaya masyarakat Dayak dalam mengolah hasil alam, khususnya rotan, menjadi kerajinan tangan yang bernilai ekonomi.
Berbahan rotan, perajin menganyam berbagai barang, seperti tikar, tas dan berbagai barang jadi lainnya.
Melalui lomba itu, pemerintah daerah mendorong pelestarian seni menganyam rotan, pemanfaatan sumber daya alam (SDA) secara berkelanjutan, serta peningkatan inovasi dan kreativitas masyarakat dalam menghasilkan karya anyaman.
Lomba itu dilangsungkan selama tujuh jam, dari pukul 08.00 hingga 15.00 WIB.
Dimana penilaian lomba mencakup sejumlah aspek, seperti kebersihan, kerapian, keselarasan, kreativitas, kualitas, estetika, fungsi, nilai lokal, serta narasi atau cerita yang menyertai motif anyaman yang dibuat peserta.
Sebanyak delapan kabupaten/kota di Kalteng turut berpartisipasi dalam lomba itu, seperti Kabupaten Murung Raya (Mura), Barito Selatan (Barsel), Palangka Raya, Gunung Mas (Gumas), Kotawaringin Barat (Kobar), Kapuas, Pulang Pisau (Pulpis) dan Katingan.
Melalui kegiatan tersebut, diharapkan seni manjawet uwei tetap lestari dan menjadi identitas budaya yang membanggakan bagi masyarakat Bumi Tambun Bungai.
Lomba yang dilangsungkan di UPT Museum Balanga, Selasa (20/5/2025) tersebut mengangkat tema “Pesona Kalimantan Tengah”, sebagai upaya pelestarian dan pengembangan warisan budaya daerah.
Dalam sambutannya, Kepala Bidang Kesenian, Tradisi dan Warisan Budaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kalteng Sussy Asty menyampaikan, bahwa lomba manjawet uwei menjadi ruang ekspresi bagi para pelaku seni rupa sekaligus wadah untuk meningkatkan kreativitas serta melestarikan kearifan lokal.
“Kami juga ingin agar generasi muda mencintai budayanya melalui berbagai kegiatan budaya yang kami hadirkan dalam gelaran FBIM ini,” kata Sussy. (hns1/red)