Pemkab Gumas Gelar Lomba Perpustakaan Desa
KUALA KURUN,humanusantara.com –Pemerintah Kabupaten Gunung Mas (Gumas), Kalimantan Tengah (Kalteng), melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (Dispursipda) terus menunjukkan komitmennya dalam membangun budaya literasi hingga ke tingkat desa.
Salah satu upaya nyata tersebut diwujudkan melalui lomba perpustakaan desa, yang baru-baru ini digelar dengan melibatkan enam desa dari berbagai wilayah di Kabupaten Gumas. Kegiatan tersebut dilaksanakan di aula Dispursipda, Selasa (10/6/2025).
Enam desa yang ambil bagian dalam lomba itu, Desa Bereng Jun, Tewang Pajangan, Hurung Bunut, Tumbang Malahui, Petak Bahandang dan Desa Pematang Limau.
Kegiatan itu tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga sebagai bentuk apresiasi terhadap semangat dan kreativitas desa dalam mengembangkan perpustakaan sebagai pusat literasi dan pengetahuan masyarakat.
Bupati Gumas Jaya Samaya Monong, melalui Kepala Dispursip Maria Efianti menyampaikan, lomba tersebut merupakan bagian dari program strategis dalam mendukung transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial, di mana perpustakaan bukan hanya tempat menyimpan buku, tetapi menjadi ruang terbuka untuk belajar, berbagi, dan memberdayakan masyarakat.
“Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan peran serta desa dalam pembangunan literasi dan menumbuhkan kegemaran membaca masyarakat. Kami ingin memastikan bahwa program transformasi perpustakaan desa benar-benar dirasakan manfaatnya oleh warga,” kata Maria.
Ia menambahkan, perpustakaan yang dikelola dengan baik bisa menjadi pusat kegiatan masyarakat, sumber informasi, dan bahkan menjadi ruang untuk pengembangan potensi ekonomi lokal melalui pelatihan dan penyediaan informasi usaha.
“Perpustakaan bukan sekadar tempat menyimpan buku. Ia adalah jendela dunia, tempat masyarakat bisa membuka wawasan, menggali pengetahuan, dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Kami ingin menumbuhkan kesadaran itu sampai ke tingkat desa,” tegasnya.
Lomba tersebut dinilai menjadi pendorong bagi desa-desa lainnya untuk tidak sekadar membentuk perpustakaan sebagai syarat administratif, melainkan benar-benar mengelolanya secara aktif dan inovatif agar bisa memenuhi kebutuhan informasi masyarakat.
Ia menambahkan, dengan pelaksanaan kegiatan tersebut menjadi bukti bahwa literasi bukan hanya milik kota, tetapi juga hak dan kebutuhan masyarakat desa. Dengan semangat gotong royong dan dukungan pemerintah daerah, Gumas meneguhkan komitmennya dalam membangun masyarakat yang cerdas, mandiri dan berdaya melalui literasi.
Melalui itu, ia juga berharap akan muncul lebih banyak inovasi dan kolaborasi antardesa dalam pengelolaan perpustakaan, sehingga manfaat literasi dapat dirasakan secara luas dan merata.
“Kami berharap desa-desa lain terinspirasi dan semakin termotivasi untuk mengembangkan perpustakaan sebagai pusat literasi yang hidup. Ke depan, akan ada lebih banyak program pendampingan dan pelatihan agar perpustakaan desa menjadi bagian dari penggerak kemajuan di wilayah masing-masing,” pungkasnya. (hns1/red)