PALANGKA RAYA,humanusantara.com – Habemus Papam! Para kardinal telah memilih baru untuk memimpin Gereja Katolik dan Kepala Negara Vatikan. Dikutip dari detikNews, Jumat (9/5/2025), Paus baru merupakan Kardinal Robert Francis Prevost dari Amerika Serikat, memilih nama Leo XIV.
Dilansir AFP, Kamis (8/5/2025), asap putih sebelumnya mengepul dari cerobong asap di atas Kapel Sistina, Vatikan, menandakan bahwa 133 kardinal di dalam telah memilih Paus baru.
Nama Paus Leo XIV diumumkan kepada seluruh umat yang menantikan di Lapangan Basilika Santo Petrus. Paus Leo XIV kemudian tampil di salah satu balkon Basilika Santo Petrus untuk menyapa dan memberi berkat kepada dunia.
Paus Leo XIV menggantikan Paus Fransiskus, yang wafat pada usia 88 tahun, pada hari kedua pemungutan suara.
Para kardinal sebelumnya kembali memberikan suara baru pada hari kedua konklaf untuk menentukan Paus pemimpin tertinggi Gereja Katolik.
Pemilihan sebelumnya mengeluarkan asap hitam dua kali yang menandakan bahwa mereka belum memilih seorang Paus.
Ke-133 kardinal memulai konklaf mereka di Kapel Sistina, Rabu (7/5/2025) sore, untuk mencari pengganti Paus Fransiskus sebagai kepala 1,4 miliar umat Katolik di dunia.
Sejak saat itu mereka telah dua kali mengeluarkan asap hitam, yang terakhir, Kamis (8/5/2025) siang waktu Vatikan, untuk memberi tahu dunia bahwa belum ada yang memperoleh mayoritas dua per tiga yang dibutuhkan untuk terpilih sebagai paus.
Ritual yang telah berlangsung selama berabad-abad itu diadakan sepenuhnya secara tertutup, tetapi para kardinal berjubah merah dijadwalkan untuk memberikan suara kedua, Kamis (8/5/2025) sore, setelah makan siang di wisma tamu Santa Marta, tempat mereka menginap.
Kardinal Robert Francis Prevost dari Amerika Serikat telah terpilih sebagai paus ke-267. Ia tampak melangkah ke balkon Basilika Santo Petrus sebagai pemimpin baru bagi 1,4 miliar umat Katolik di dunia.
Prevost (69) dari Chicago, Illinois, adalah paus pertama dari Amerika Serikat. Ia akan menggunakan nama Leo XIV.
Sebagai seorang pemimpin dengan berbagai pengalaman, ia menghabiskan sebagian besar kariernya sebagai misionaris di Amerika Selatan dan baru-baru ini memimpin kantor Vatikan untuk proses pengangkatan uskup. Ia diharapkan bisa melanjutkan kepemimpinan Paus Fransiskus.
Ia juga pernah bekerja selama satu dekade di Trujillo, Peru, dan kemudian diangkat menjadi uskup di Chiclayo, kota lain di Peru, tempat ia bertugas dari tahun 2014 hingga 2023.
Dalam sebuah wawancara dengan Vatican News tak lama setelah ia menjadi pemimpin Departemen Uskup. Prevost pernah berkata.
“Saya masih menganggap diri saya seorang misionaris. Panggilan saya, seperti panggilan setiap orang Kristen, adalah menjadi misionaris, untuk mewartakan Injil di mana pun seseorang berada”. (d-nws/ist/hns1/red)