KUALA KURUN,humanusantara.com – Anggota DPRD Kabupaten Gunung Mas (Gumas), Kalimantan Tengah (Kalteng) Singong, menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas wafatnya salah satu tokoh masyarakat yang sangat dihormati di wilayah hulu, Dahian Tingkoi atau yang akrab disapa Dahuyan Tongkoi (Bp Hengan), yang tutup usia Senin, 4 Agustus 2025.
Tokoh adat yang dikenal luas dengan kiprahnya dalam menjaga dan melestarikan nilai-nilai budaya Dayak itu menghembuskan napas terakhirnya karena sakit, dalam usia 84 tahun.
Almarhum lahir di Desa Tumbang Mahuroi, Kecamatan Damang Batu, Kabupaten Gumas, 18 Oktober 1940.
“Kami sangat berduka atas kepergian beliau. Dahian Tingkoi adalah sosok yang tidak hanya dihormati sebagai tetua adat, tetapi juga sebagai panutan masyarakat dalam menjaga keharmonisan, adat istiadat serta jati diri orang Dayak,” ujar Singong, saat dihubungi wartawan di Kuala Kurun, Senin (4/8/2025) sore.
Menurut Singong, kepergian Dahuyan Tongkoi adalah kehilangan besar bagi masyarakat Gumas, khususnya komunitas adat di kawasan pedalaman.
Almarhum dinilai banyak berjasa dalam memediasi konflik adat dan menjadi rujukan nilai-nilai lokal yang arif dan bijaksana.
“Beliau adalah jembatan antargenerasi. Semangatnya dalam merawat kearifan lokal patut kita lanjutkan. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan dan ketabahan dalam menghadapi duka ini,” tambahnya.
Dahian Tingkoi selama hidupnya dikenal sebagai penjaga tradisi yang rendah hati, dengan suara yang sering didengar dalam berbagai ritual adat penting.
Ia juga dipercaya memimpin berbagai prosesi adat Dayak Ngaju seperti upacara Tiwah dan yang lainnya yang merupakan bagian penting dari spiritualitas dan budaya masyarakat Dayak Ngaju.
Kabar duka itu juga menggema hingga ke pelosok desa di Gumas.
Kapolsek Kahayan Hulu Utara (Kahut) Ipda Muklisin juga turut menyampaikan rasa kehilangan mendalam, atas kepergian salah satu tokoh Dayak itu.
Ia mengungkapkan, selama hidupnya, almarhum selalu berlaku ramah terhadap semua orang tanpa memandang status sosial, baik itu suku dan agama.
“Ini adalah saat yang berat bagi kami semua. Tapi kami percaya bahwa nilai-nilai yang beliau tanamkan akan terus hidup di hati generasi selanjutnya,” kata Muklisin.
Kepergian Dahian Tingkoi menandai akhir dari sebuah era kebijaksanaan lokal yang begitu kuat. Namun semangat dan ajaran beliau akan tetap menjadi cahaya bagi masyarakat Gumas dalam membangun daerah yang berakar pada nilai-nilai luhur. (hns1/red)