HumaNusantara.com
Fakta Terpercaya dari Nusantara

Cita-cita Mulia Bupati Wiyatno Ingin Relokasi Ribuan Masyarakat Kapuas Terdampak Banjir

0

KUALA KAPUAS,humanusantara.com – Ribuan masyarakat Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah (Kalteng), yang selalu terdampak banjir setiap tahunnya, mendapat perhatian serius dari Bupati HM Wiyatno.

Ia mengaku prihatin dan bersedih, dengan kondisi masyarakatnya tersebut, sehingga ia berencana merelokasikan ribuan warganya tersebut, ke daerah atau lokasi yang lebih aman dari ancaman bencana banjir.

Dalam mewujudkan keinginan mulia itu, ia mengemukakan ide untuk mengimplementasikan transmigrasi lokal.

Politisi PDIP itu secara konsisten untuk mengimplementasikan program transmigrasi lokal itu, sebagai solusi terhadap ribuan warga yang kerap terdampak banjir.

Wiyatno tegas, lingkungan hidup sudah kritis, banjir tak bisa ditangani lagi dengan cara biasa. Maka, solusi paling kongkrit adalah relokasi atau program yang diberi nama transmigrasi lokal itu.

Hal demikian dibahas serius dalam temu yang dipimpin Wiyatno di aula rumah jabatan Bupati, Rabu (16/4/2025).

Agendanya menentukan lokasi transmigrasi lokal untuk warga terdampak banjir.

Lengkap, turut hadir Sekda Kapuas Septedy, Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan para Camat dari wilayah yang sering terdampak banjir.

“Bukan cuma penanggulangan sementara, ini soal masa depan masyarakat,” tegas Wiyatno.

Mantan Ketua DPRD Kalteng periode 2019-2024 itu menjelaskan, relokasi permanen itu akan dibagi menjadi tiga skema, syaratnya ketat, lokasi tanah harus subur, tersedia air bersih dan sudah terbangun infrastruktur dasar yang layak.

“Kami ingin warga hidup lebih aman dan manusiawi,” timpalnya.

Agenda relokasi atau pemindahan warga ke tempat yang lebih aman itu, akan dibagi menjadi tiga klaster. Pertama akan dilaksanakan di daerah Mentangai, Kedua daerah Timpah, Kapuas Tengah dan Pasak Talawang. Dan klaster tiga, di Kapuas Hulu dan Mandau Tawalang.

“Semua calon lokasi masih harus diverifikasi. Harus Clear and Clean,” ujarnya.

Untuk mewujudkan relokasi itu, kata Wiyatno, tim verifikasi lapangan segera dibentuk. Mereka akan mengumpulkan data, menyusun roadmap dan menyiapkan dokumen untuk dibawa ke kementerian.

“Semua harus cepat. Supaya bisa segera diajukan ke pusat. Banjir datang tanpa kompromi. Kami ingin jawaban yang tidak setengah-setengah,” tambah Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Kapuas Septedy.

Banjir yang menerjang Desa Supang, Kecamatan Kapuas Hulu, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, Minggu pagi (16/3/2025) lalu. Foto : Istimewa

Urgen!

Pikiran Wiyatno sejatinya mengarah untuk hajat hidup orang banyak. Banjir tahunan yang selalu melanda puluhan ribu masyarakat di beberapa kecamatan ini perlu solusi kongkrit.

Keuntungan transmigrasi lokal itu, dikatakan Wiyatno, biaya untuk pemindahan-pembinaan berkelanjutan bisa menyerap dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) jadi tak sepenuhnya bertumpu pada anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Kapuas.

“Jadi, transmigrasi lokal ini kita tak hanya menyediakan hunian namun juga usaha bagi masyarakat,” ujar Wiyatno saat memantau penyerahan bantuan di kantor BPBD Kapuas, Minggu (16/3/2025).

Selain itu, lanjut Wiyatno dengan program itu pemerintah bisa menyediakan fasilitas umum seperti jalan, sekolah hingga keperluan dasar lainnya.

“Pemerintah bisa memberikan jatah hidup bulanan hingga kebutuhan pokok,” pungkasnya.

Namun demikian, Wiyatno menekankan harus ada kajian yang komprehensif menentukan wilayah mana saja yang perlu disentuh dan ke mana akan dipindahkan. Serta wajib ada kemauan dari masyarakat untuk menerima program transmigrasi lokal itu.

“Hal ini untuk keberlangsungan hidup masyarakat,” tuturnya.

Wiyatno juga mengatakan, jika program itu layak diterapkan maka akan dilakukan secara bertahap, langkah pertama misalnya perpindahan 500 atau 1.000 penduduk ke tempat baru.

“Negara harus hadir disaat masyarakat terdampak bencana,” tegas Wiyatno kembali.

Ilustrasi

18.000 Lebih Jiwa Terdampak Banjir

Catatan humanusantara.com sebelumnya. Pemerintah Daerah (Pemda) Kapuas dipimpin Bupati Wiyatno, Sabtu (15/3/2025) bersama para pihak telah menetapkan Tanggap Darurat Bencana Banjir dari 15-28 Maret 2025 lalu. Hal demikian menyusul potensi intensitas hujan dan banjir di sejumlah titik di Kabupaten Kapuas.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kapuas mencatat per 5-16 Maret 2025 jumlah korban terdampak banjir mencapai 18.000 lebih jiwa. Terdiri dari 29 desa dari empat kecamatan, Mantangai, Pasak Talawang, Mandau Talawang, Kapuas Hulu. Angka itu, belum termasuk data dari daerah lainnya yang sebelumnya juga berdampak banjir.

Tingkat kedalaman banjir bervariatif dari 1 meter-3 meter atau dari pelataran hingga atap rumah. Tingkat keparahan bencana tergantung letak geografis. Semua wilayah terdampak banjir ini berada di hulu Sungai Kapuas.

Tercatat pada Januari lalu dampak banjir terparah diantaranya menghancurkan rumah warga di Desa Barunang. Fasilitas umum di beberapa wilayah juga lumpuh akibat banjir ini.

“Sejauh ini tak ada korban jiwa,” ungkap Plt Kepala BPBD Kapuas Saribi, Minggu (16/3/2025).

Solusi jangka pendek yang hari ini dilakukan. Plt Kepala BPBD Kapuas Saribi mengatakan, sudah menginventarisir 40 desa dari 214 desa untuk diterapkan program Desa Tangguh Bencana. (hns1/red)

 

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.