Jembatan Rp19,7 Miliar Ambruk, 6 Desa di Kapuas Terisolir
KUALA KAPUAS,humanusantara.com – Jembatan senilai Rp19,7 miliar ambruk, Sabtu (22/2/2025), menutup sungai yang menjadi jalur utama mobilitas barang dan jasa masyarakat enam desa di Kecamatan Bataguh, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah.
Desa yang terisolir, Baguntan Raya, Terusan Raya Barat, Terusan Raya Hulu, Terusan Karya, Terusan Makmur dan Terusan Mulya. Sementara, hanya perahu motor kecil yang bisa melintasi dengan cara melewati sela reruntuhan bangunan jembatan yang berbahaya.
Wakil Bupati Kapuas Dodo mengatakan, sementara ini pihaknya berkonsentrasi memastikan jalur sungai yang tertutup besi jembatan dapat terbuka segera agar transportasi orang dan transaksi ekonomi pulih seperti semula.
“Sesuai instruksi Bupati yang saat ini mengikuti retret di Magelang, beliau ingin yang pertama akses tansportasi dapat terbuka,” ujar Dodo, Senin (24/2/2025), saat memantau kondisi jembatan.
Dodo mengatakan, dalam beberapa hari ke depan bersama pihak kontraktor, pihaknya akan berupaya agar hilir mudik masyarakat di sungai tersebut dapat berjalan lancar.
Sedangkan terkait teknis penanganan jembatan bermasalah itu, Dodo menyerahkan kepada Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan dan Kawasan Pemukiman (PUPRPKP) Kabupaten Kapuas.
Proyek yang pernah mangkrak sebelumnya itu, kata Dodo harus dilanjutkan sampai selesai, karena bisa menjadi urat nadi ekonomi baru Kabupaten Kapuas melalui hasil pangan masyarakat.
“Kita berharap ke depan ada sinergitas eksekutif-legislatif karena ini sangat urgent, sangat penting terutama untuk masyarakat dan pangan kita,” ungkapnya.

Kontraktor Siap Bertanggungjawab
Proyek lanjutan Jembatan Terusan senilai Rp19,7 miliar itu, bersumber dari Dana Alokasi Umum (DAU) dimulai sejak 2024, dikerjakan PT Cipta Karya Mitratama Mandiri. Sedangkan yang berwenang sebagai pengawas teknis, CV Antang Sakti, berdasarkan data LPSE, nilai pagu mencapai Rp388 juta bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Kapuas Tahun 2024.
Direktur PT Cipta Karya Mitratama Mandiri Misdan Husaini saat dibincangi mengatakan, pihaknya siap bertanggungjawab dan menerima segala konsekuensi atas proyek yang ambruk pada saat pengerjaan ini.
“Kita akan bertanggungjawab dengan sisa waktu yang ada ini,” ujarnya di lokasi kejadian.
Waktu untuk pengerjaan proyek, terhitung dari hari ini dan tersisa 37 hari.
“Kemarin itu, terjadi penurunan apar-apar sehingga yang sudah terpasang ambruk,” ujarnya.
Misdan mengatakan, untuk pembangunan ulang akan menggunakan material yang layak sesuai instruksi pihak terkait dari Dinas PUPRPKP.
Sementara kendala yang dihadapi, perusahaan kontruksi karena cuaca. Misdan menjelaskan curah hujan tinggi mengganggu performa teknis di lapangan. (hns1/red)