PALANGKA RAYA,humanusantara – Dalam rangka meningkatkan literasi masyarakat terkait penanganan penyakit kronis khususnya kanker, Modern Hospital Guangzhou perwakilan Indonesia menggelar kegiatan seminar, yang berlangsung di aula Tanjung Kapuk, Hotel Bahalap, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Jalan RTA Milono, Sabtu (20/9/2025).
Mitra Modern Hospitas Guangzhou Leo Adano menjelaskan, secara global kanker merupakan penyebab kematian terbesar nomor dua setelah penyakit jantung dan menyebapkan 10 juta kematian di seluruh dunia pada tahun 2020.
Sedangkan melalui data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dan Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) tahun 2022, di Indonesia tercatat 408.661 kasus dan 242.099 kematian akibat kanker.
“Dari data ini kita melihat, kanker bukan penyakit yang bisa ditangani secara sederhana, sehingga kehadiran Modern Hospital Guangzhou diharapkan membawa dampak positif bagi masyarakat penderita kanker, khususnya di Bumi Tambun Bungai,” ucap Leo, saat dikonfirmasi awak media disela berlangsungnya kegiatan seminar.
Ketua Komisi Tinju Indonesia (KTI) Kalimantan Tengah itu juga berharap, pemahaman yang diberikan Modern Hospital Guangzhou bisa menumbuhkan semangat bagi penderita kanker, bahwa tidak ada yang mustahil untuk mencapai kesembuhan selama mendapat penanganan yang tepat.
Disisi lain, Head Officer Modern Hospitas Guangzhou Indonesia Dr Rudi Sutopo mengatakan, kanker bukan akhir dari segalanya. Dimana melalui sistem pengobatan serta teknologi modern yang ditawarkan Modern Hospital Guangzhou, penyakit kanker bisa ditekan seminimal mungkin.
“Minimal invasif mendatangkan harapan baru. Istilah ini menjadi salah satu penyemangat sekaligus pengingat, untuk mencapai kesembuhan, tidak ada yang tidak mungkin dan disinilah Modern Hospital Guangzhou hadir untuk masyarakat,” ujarnya.
Dijelaskan, saat ini Modern Hospital Guangzhou memiliki sejumlah dokter ahli yang tergabung dalam Multi Disiplinary Team (MDT) memiliki kredibilitas dibidangnya, serta telah menangani ribuan pasien penderita kanker di Asia Tenggara khususnya Indonesia.
Diantaranya Kepala Ahli Departemen Onkologi Dr Song Shijun, Ahli Radiologi Intervensi Dr Zhen Yanli, Wakil Kepala Dokter Dr Wu Qing Kai, Kepala Departemen Onkologi Payudara Dr Dai Wenyan, Kepala Departemen Onkologi Internasional Dr Ma Xiaoying, Wakil Kepala Departemen Onkologi Internasional Dr Lin Jing dan Ahli Pengobatan Kanker Tradisional Tongkok (TCM) Dr Yin Pingshan.
“Ada yang namanya dokter penanggungjawab yang akan melakukan observasi kepada pasien dan hasilnya akan didiskusikan bersama para dokter yang tergabung dalam MDT. Hasil diskusi tersebut nantinya akan menentukan seperti apa penanganan dilakukan, artinya yang menangani tidak cuma satu orang, tetapi satu team untuk satu pasien,” pungkasnya. (hns1/red)