KUALA KAPUAS,humanusantara.com – Sudah 50 hari sejak ambruknya Jembatan Terusan senilai Rp20 miliar di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah (Kalteng). Saat ini, informasi progres pembangunan masih jadi misteri, Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan dan Kawasan Permukiman (PUPRPKP) bungkam.
Proyek itu pernah mangkrak. Dilanjutkan pada 2024 dengan nilai kontrak senilai Rp19,7 miliar sumber dari Dana Alokasi Umum (DAU). Proyek besar ini dikerjakan oleh PT Cipta Karya Mitratama Mandiri. Sedangkan yang berwenang sebagai pengawas teknis, CV Antang Sakti, berdasarkan data LPSE nilai pagu mencapai Rp388 juta bersumber dari APBD 2024.
Pembangunan jembatan yang mencapai nilai Rp20 miliar ini ambruk pada saat pengerjaan, Sabtu (22/2/2025). Menutup sungai yang menjadi jalur utama mobilitas barang dan jasa masyarakat enam desa di Kecamatan Bataguh, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah.
Berikut desa yang terisolir, Baguntan Raya, Terusan Raya Barat, Terusan Raya Hulu, Terusan Karya, Terusan Makmur, Terusan Mulya.
Sejak akhir Maret tadi, awak media humanusantara.com sudah berupaya mengonfirmasi status Jembatan Terusan ini ke pihak terkait, Kepala Bidang Bina Marga Dinas PUPRPKP Heni Meriaty.
Informasi yang dicari ini terkait profiling proyek, progres hingga status pendamping hukum.
“Nanti saya sampaikan ke Kadis (Kepala Dinas PUPRPKPP),” sahut Heni menanggapi proyeksi pertanyaan wawancara lewat WhatsApp, Senin (24/3/2025).
Menyusul itu, tak ada respon lagi dari pihak bersangkutan sampai berita ini dilayangkan.
Urat Nadi Ekonomi
Diketahui, wilayah itu mengandung potensi sebagai lumbung pangan daerah. Proyek tersebut digadang sebagai jawaban untuk harapan membangun urat nadi ekonomi baru antarwilayah di Kabupaten Kapuas.
Proyek yang pernah mangkrak sebelumnya ini, sebelumnya pernah disorot pemerintah daerah. Wakil Bupati Kapuas Dodo mengatakan proyek ini harus dilanjutkan sampai selesai.
“Kita berharap ke depan ada sinergitas eksekutif-legislatif karena ini sangat urgent, sangat penting terutama untuk masyarakat dan pangan kita,” ungkapnya saat meninjau lokasi, Senin (24/2/2025).
Sejauh ini, masyarakat di wilayah Kecamatan Bataguh itu masih menggunakan jalur air Sungai Kapuas sebagai akses mobilitas barang dan orang.
Asal tau saja, pemerintah daerah hari ini juga berencana membangun badan jalan di wilayah kecamatan yang kuat memproduksi beras ini agar terkoneksi setelah Jembatan Terusan ini selesai. (hns1/red)