PALANGKA RAYA,humanusantara.com – Ratusan jemaat Gereja Kalimantan Evangelis (GKE) Kanaan, Palangka Raya, mengalami momen yang mendalam dan penuh sukacita dalam sebuah kebaktian yang dipimpin oleh Pdt Yandi Manobe. Kegiatan ibadah yang berlangsung pada Senin (14/10/2024) malam ini tidak hanya diisi dengan pujian dan penyembahan, namun juga lawatan Tuhan yang sangat dirasakan oleh para jemaat.
Pdt Yandi Manobe, yang dikenal dengan khotbah-khotbahnya yang penuh pengajaran dan pesan rohani yang menguatkan, kali ini membawakan tema “tujuh perlengkapan senjata Allah” (Efesus 6:10-18). Dalam khotbahnya, ia menekankan pentingnya kembali pada Tuhan dalam setiap persoalan hidup dan menyerahkan segalanya kepada-Nya.
Pdt Yandi Manobe melanjutkan dengan penjelasan mendalam mengenai masing-masing perlengkapan senjata Allah, yang disebutkan dalam Efesus 6:10-18.
Pertama, ia menjelaskan tentang “ikat pinggang kebenaran.” Menurutnya, kebenaran adalah fondasi utama yang menjaga hidup jemaat tetap kokoh dan teguh di tengah badai godaan dan tipu daya. Kedua, “baju zirah keadilan” menggambarkan perlindungan yang diberikan oleh keadilan Allah terhadap tuduhan dan serangan musuh.
Kemudian, pada perlengkapan ketiga, ia menekankan pentingnya “kasut kerelaan” dalam memberitakan Injil. Jemaat diingatkan untuk senantiasa siap menyebarkan kabar baik dengan penuh kerelaan dan tanpa rasa takut. Perisai iman, yang menjadi perlengkapan keempat, dipaparkan sebagai alat pertahanan dari serangan-serangan keraguan, godaan, dan keputusasaan yang dilancarkan oleh musuh.
Pdt Yandi melanjutkan dengan menjelaskan bahwa “ketopong keselamatan” adalah perlindungan pikiran dan keyakinan jemaat akan keselamatan yang telah diberikan Tuhan. Pedang Roh, yaitu Firman Allah, adalah satu-satunya senjata yang digunakan untuk menyerang, bukan hanya bertahan, dalam melawan tipu daya iblis dan segala bentuk ajaran sesat.
Terakhir, Pdt Yandi menegaskan pentingnya berdoa setiap waktu sebagai senjata yang memperkuat hubungan jemaat dengan Tuhan, memohon petunjuk, perlindungan, serta kekuatan dalam setiap perjuangan hidup. Tanpa doa, seluruh perlengkapan senjata ini tidak akan sempurna.
“Doa adalah napas kehidupan rohani yang membawa kita lebih dekat kepada Tuhan dan memberikan kekuatan di tengah tantangan,” sebut Pdt Yandi.
Dengan mengakhiri khotbahnya, Pdt Yandi mengajak seluruh jemaat untuk merenungkan dan menghidupi setiap aspek perlengkapan senjata Allah dalam kehidupan sehari-hari, agar dapat menjadi pribadi yang kuat dan tangguh dalam menghadapi segala cobaan.
Tidak hanya itu, tim paduan suara GKE Kanaan juga turut memeriahkan ibadah ini dengan lagu-lagu rohani yang menyentuh hati. Suara merdu dan harmoni yang dihasilkan semakin menambah kekhusyukan suasana, membuat jemaat tenggelam dalam doa dan pujian.
Kehadiran Pdt. Yandi di Palangka Raya ini diharapkan akan terus membawa semangat baru bagi jemaat GKE Kanaan dan gereja-gereja lain di sekitar Kalimantan Tengah, menyebarkan pesan pemulihan, pengharapan, dan kasih Tuhan kepada setiap umat yang membutuhkan. (hns3/red)